emoticon

Minggu, 05 Maret 2017

SIG bidang Pertanian

SIG secara Umum dan
Aplikasi SIG di Bidang Pertanian
(Putri Andansari / 1525010007)

SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Sistem Informasi yang berkaitan dengan catatan permukaan bumi (geografi) secara konvensional (manual, sederhana) yang telah dilakukan oleh berbagai instansi sejak lama dalam bentuk peta, tabel, dan laporan yang disimpan dalam almari dan filing cabinet. Tujuan utama dari operasi SIG adalah Untuk menemukan berbagai persoalan nyata permukaan bumi yang penting bagi kehidupan manusia  dan Untuk menentukan strategi dan langkah operasional penanganan berbagai persoalan permukaan bumi dan atau dekat permukaan bumi yang telah ditemukan.
Di era teknologi seperti sekarang ini, SIG merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan. SIG digunakan diberbagai Organisasi Internasional (seperti The World Bank, FAO, WHO, dll), Perusahaan Swasta (seperti Transportasi, Real estate, Asuransi, dll) serta Pemerintahan.

Konsep SIG
Didalam konsep SIG sumber data berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Kemudian diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user/pengguna. Oleh karena itu diperlukan input agar dapat memenuhi apa yang diinginkan oleh user/pengguna.
  
Komponen SIG


1.    Hardware
Hardware merupakan perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem komputer
Contoh : CPU, plotter, digitizer, RAM, hardisk dan lainnya.
2.    Software
Software merupakan perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan pengolahan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial.
Contoh software SIG yaitu Arc View, Map Inf, ILWIS.
3.    Manusia
Manuasia yang dimaksud adalah dalam arti orang yang mengoperasikan atau menggunakan peranti SIG dalam pekerjaannya.
4.    Data
Data pada komponen SIG ini berupa data spasial/grafis dan data atribut. Data spasial merupakan data berupa representasi fenomena permukaan bumi yang dapat berupa foto udara, citra satelit, koordinat dan lainnya. Data atribut adalah data yang merepresentasikan aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan seperti data sensus penduduk, jumlah penganguran dan lainnya.
5.    Metode
Metode merupakan cara/tahapan yang dilakukan dalam pengoperasian SIG mulai dari awal sampai akhir. 


Jenis Data SIG
1.    Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Bentuk-bentuk data spasial : 
·   Titik (dot) merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek brupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain
Contoh: posisi terminal    

·  Garis (poly line) merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, dan lain-lain.
Contoh: jaringan jalan raya

·  Area (polygon)merupakan kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya batas daerah, batas penggunaan lahan pulai dsb
Contoh: wilayah kecamatan




Sumber-Sumber Data Spasial :
Peta Analog, Aerial Photograps, Citra Satelit, Data Tabular, Data Survei

Model Data Spasial :
a.    Data Raster
Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap sel/piksel memiliki atribut (informasi) sendiri termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi data ini sangat tergantung pada resolusi atau  ukuran pikselnya.
Digunakan untuk :
1.    Peta Dasar Digitasi (biasanya hasil scanning), citra satelit, foto udara , dsb
2. Menampilkan Data Kontinyu (non diskrit) seperti data temperatur, ketinggian/elevasi, tekanan, dsb.




b.    Data Vektor
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Dalam model data vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik yang dihubungkan. Sedangkan  luasan atau poligon juga  disimpan sebagai sekumpulan titik-titik, dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir polygon memiliki nilai koordinat yang sama (polygon tertutup sempurna)


Data Raster
Data Vektor
Kelebihan
·         Memiliki sruktur data yang sederhana
·         Gambaran objek lebih aktual
·         Mmudah dimanipulasi dengan fungsi matematis
·     Memerlukan tempat penyimpanan yang kecil di komputer.
·         Satu layer dapat mengandung banyak atribut
·         Memiliki resolusi spasial yang tinggi
·         Memiliki batas teliti, tegas, dan jelas
·         Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit
Kekurangan
·         Memerlukan tempat penyimpanan yang besar
·         Tampilan dan kekurasian sangat tergantung dengan resolusi
·         Serin mengalami kesalahan dalam menggambarkan garis batas
·         Memiliki struktur data yang komplek
·         Proses keseluruhan untuk menapatkannya lebih lama



2.    Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
Bentuk-bentuk data atribut :
·         Data kuantitatif (angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk
·         Data kualitatif (kualitas/mutu), contoh: tingkat kesuburan tanah


 Software Pendukung SIG
 1.    MapInfo


MapInfo Professional merupakan software SIG yang tekemuka di dunia yang digunakan analisis georeferensi untuk menghasilkan sebuah peta atau jenis lain bentuk data spasial. MapInfo Professional tutorial terdiri dari pengenalan GIS dan MapInfo Professional, Display Geographic Data, Pemetaan dengan Layer, Memilih Data, Map Labeling, Table atau Atribut / Tabular Data, Input Graphic atau Data Spasial, Geocoding, Spatial Analysis, Thematic Mapping, Design Layout, dan Aplikasi Contoh.
Selain itu Map Info tidak hanya digunakan sebagai alat untuk menganalisis data spasial sumber daya alam, tetapi juga diterapkan di hampir semua bidang seperti ekonomi dan perdagangan, sosial dan budaya, pariwisata, polisi, selular, layanan, dan lainnya. Perusahaan pemerintah dan swasta lebih dari 80% data yang  digunakan adalah data spasial yang merujuk pada posisi geografis di permukaan bumi.


2.    ArcGIS


ArcGIS adalah suatu sistem yang mengandalkan informasi geografis yang akurat untuk membuat keputusan. Hal ini dapat memudahkan penulis data, peta, bola dunia, dan model pada desktop dan melayani penggunaan pada desktop, browser, atau lapangan, sesuai dengan kebutuhan organisasi. ArcGIS digunakan di suatu organisasi untuk meningkatkan alur kerja serta untuk memecahkan berbagai masalah yang kompleks.
Bagian-bagian didalam Software ArcGIS :
1.    Asset/data management termasuk integrasi sistem, klaim / manajemen kasus, jasa / manajemen wilayah daerah, dan konstituen / manajemen pelanggan
2.    Planning and analysis seperti analisis peramalan dan risiko
3.  Business operations seperti call center / pengirim; pemantauan dan pelacakan lapangan pengumpulan data, inspeksi, pemeliharaan dan operasional, dan routing
4.    Situational awareness termasuk dukungan keputusan dan pelanggan / akses publik


3.    ArcView

ArcView adalah software SIG untuk visualisasi, mengelola, menciptakan, dan menganalisa data geografis. Dengan menggunkana ArcView kita dapat memahami konteks geografis data, memungkinkan kita untuk melihat hubungan dan mengidentifikasi pola-pola dalam cara-cara baru.

Bagian-bagian didalam software ArcView :
1.    Author maps untuk berinteraksi dengan data yang dimiliki untuk menghasilkan laporan,grafik dan percetakan serta mencocokan peta yang dimiliki kedalam dokumen-dokumen lainnya dan aplikasi.
2.    Save time menggunakan template peta untuk membuat gaya yang konsisten dalam peta.
3.    Build process models, script, dan workflow untuk memvisualisasikan dan menganalisa data Anda.
4.    Read dan impor untuk mengelola lebih dari 70 jenis data dan format termasuk demografi, fasilitas, gambar CAD, citra, layanan Web, multimedia, dan metadata.
Kelebihan dari penggunaan ArcView :
·         Berkomunikasi secara lebih efisien dengan mencetak, menerbitan, dan berbagi data GIS dan konten dinamis dengan orang lain.
·         Menggunakan alat seperti Cari, Mengidentifikasi, Ukur, dan Hyperlink untuk menemukan informasi yang tidak tersedia ketika bekerja dengan peta kertas statis.
·         Membuat keputusan yang lebih baik dan memecahkan masalah lebih cepat.


SIG dalam Bidang Pertanian
Berkembangnya kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi ,pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada saat ini telah mengalami banyak kemajuan. SIG sebagai suatu alat (tools) yang digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, pengaktifan, pentransformasian, dan penyajian data spasial fenomena nyata muka bumi untuk suatu tujuan.

Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian sekarang ini banyak didukung oleh kemajuan teknologi kedirgantaan yang menghasilkan berbagai citra muka bumi dengan resolusi yang sangat tinggi serta mudah diakses oleh setiap orang, seperti foto udara dan citra satelit yang mampu menampilkan secara detil vegetasi penutup tanah.

Dalam bidang pertanian, SIG lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan analisis kesesuaian/ kemampuan lahan untuk pertanian, estimasi produksi beberapa komoditi pertanian, estimasi serangan hama-penyakit tanaman, prediksi erosi tanah, monitoring dan analisis perubahan tataguna lahan, analisis kerentanan banjir dan longsor tanah akibat perubahan penggunaan lahan, perencanaan tataguna lahan, ekstensifikasi pertanian, monitoring kerusakan dan kebakaran hutan, monitoring agroklimatologi, survei dan pemetaan tanah, evaluasi dan klasifikasi tanah, pemetaan sumberdaya lahan, perencanaan jaringan irigasi, analisis daya dukung lahan pertanian, dan perencanaan perdesaan.

Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada umumnya diperlukan beberapa data masukan, berupa data spasial seperti Peta rupa bumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan peta kontur.
Data Spasial seperti :
1.    Peta geologi digunakan untuk membantu analisis dan pembuatan peta tanah
2.    Foto udara
3.    Citra satelit, Citra radar digunakan untuk analisis dan pembuatan peta tutupan/ penggunaan lahan.

Data atribut seperti :
1.    Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta curah hujan/ intensitas hujan.
2.    Data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran penduduk/ petani.

Data-data sebagaimana tersebut di atas digunakan untuk pembuatan peta satuan lahan homogen atau peta dasar/ peta kerja lapang. Melalui pengamatan lapang dan analisis sampel tanah dan air di laboratorium, serta analisis statistik, kemudian dibuat peta akhir sesuai tujuan yang diharapkan.

Pemanfaatan SIG Dibidang Pertanian Dalam Bidang:
1.    Kajian Erosi Tanah
Kajian erosi tanah diperlukan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab erosi, seperti :
·         Data curah hujan harian selama 5 sampai 10 tahun terakhir;
·         Data sifat dan karakteristik tanah untuk menghitung besarnya erodibiltas tanah
·         Data panjang dan derajad lereng
·         Data vegetasi dan pertanaman yang diusahakan
·         Data tindakan konservasi tanah yang sudah atau sedang dikerjakan pada bidang lahan yang dikaji.
Data Penunjang :
·         Data sosial penduduk
·         Data kebijakan daerah mengenai usaha pengembangan/ pembangunan pertanian yang sedang diprogramkan.

2.    Kajian Serangan Hama Penyakit Tanaman
Kajian serangan hama penyakit tanaman data geospasial yang diperlukan antara lain :
·         Data fisiografi wilayah, seperti bentuk lahan (landform), kelerengan, jenis tanah, dan sebaran vegetasi/ tanaman;
·         Data iklim, terutama curah hujan, intensitas penyinaran matahari, dan arah angin;
·         Data pola penggunaan lahan:
·         Data sosial penduduk, yang meliputi adat istiadat/ perilaku masyarakat, mata pencaharian, tingkat perekonomian, dan tingkat pendidikan penduduk.

3.    Pembuatan Sarana Pengairan Dan Jaringan Irigasi
Pembuatan sarana pengairan dan jaringan irigasi diperlukan data geospasial berupa :
·         Data bentuk lahan makro, kelerengan dan lithologi;
·         Data penggunaan lahan;
·         Data sebaran penduduk dan kepemilikan lahan;
·         Data sumber-sumber air alami, terutama jenis sumber air, lokasi, dan debit air.

Contoh Aplikasi SIG di Bidang Pertanian untuk berbagai Kegiatan
1.    Pemantauan produksi dibidang pertanian
         Aplikasi SIG di bidang pertanian sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil produksi yang maksimal dan memuaskan. Aspek – aspek yang biasanya menggunakan aplikasi SIG adalah pada bagian pemetaan atau peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan lahan pertanian tersebut.
Peningkatan produksi dengan masukan bahan kimia yang rendah, seperti pemupukan, sangat diperlukan karena sejak tahun 1980 kegiatan pertanian untuk produksi pangan yang tidak terkontrol menjadi penyebab pencemaran lingkungan.  Sebagai contoh aplikasi pupuk nitrogen dan fosfor yang berlebihan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global dan hujan asam.  Salah satu masalah utama yang dihadapi bagi kehidupan manusia adalah pencemaran air tanah oleh nitrogen nitrat. 
Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian . Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen berperan penting dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai negara.
Aplikasi SIG juga sangat membantu dalam memantau keadaan – keadaan di sekitar wilayah pertanian tersebut, misalnya dalam mengetahui wilayah – wilayah yang terserang hama atau penyakit, wilayah – wilayah yang telah siap diproduksi Pemantauan ini dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan aplikasi dengan sistem monitoring.

2.    Penilaian resiko usaha pertanian
SIG dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan skala kawasan yang luas secara optimal dengan resiko gagal tanam dan gagal panen minimum. SIG menetapkan masa tanam yang tepat, memprediksi masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap debit, curah hujan dan scenario pola tanam dan jenis tanam yang paling menguntungkan secara ekonomi dan teknis.
Dalam teknologi pangan, SIG dapat digunakan untuk memetakan keberadaan tanamanpangan. Aplikasi SIG yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalahfoodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh Thailand. Denganaplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaanpengalengan jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahanbaku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asal bahan baku. Selain itu, SIG juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahananpangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam SIG.
Penilaian risiko bisnis dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut (Anderson et al., 1977; Elton dan Gruber, 1995; dan Fariyanti, 2008) terdapat beberapa ukuran risiko di antaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation). Secara praktis pengukuran varian dari penghasilan (return) merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspektasi return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian (Elton dan Gruber, 1995). Sedangkan standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai varian. Sementara itu, koefisien variasi dapat diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan (expected return) dari suatu aset. Penghasilan (return) yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Koefisien variasi menunjukkan variabilitas return dan biasanya dihitung sebagai nilai persentase. Jika data penghasilan yang diharapkan (expected return) tidak tersedia dapat digunakan nilai rata-rata return.
Pelaku bisnis termasuk petani harus berhati-hati dalam menggunakan varian dan standar deviasi untuk meperbandingkan risiko, karena keduanya bersifat absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan.  Untuk membandingkan aset dengan return yang diharapkan, pelaku bisnis atau petani dapat menggunakan koefisien variasi.  Nilai koefisien variasi merupakan ukuran yang sangat tepat bagi petani sebagai pengambil keputusan dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh.  Dengan menggunakan ukuran koefisien variasi, perbandingan di antara kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama, yaitu risiko untuk setiap return.

3.    Pengendalian hama dan penyakit
Penerapan SIG pada bidang pertanian dan khususnya pada bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan. Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan SIG dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan SIG dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan SIG serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.
Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itupenyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan SIG dapatdilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GISdilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemenfaatan SIG serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.

4.    Pemantauan budidaya pertanian
SIG dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. SIG dapat digunakan untuk pemantauan dalam tahap budidaya tanaman seperti dalam menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa depan. SIG membantu neginventarisasi data – data lahan perkebunantebu menjadi lebih cepat dianalisis, seperti pada proses pembibitan, proses penanaman yang dapat dikelola oleh pengelola kebun.
Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi SIG kita dapat mengetahui keadaantanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakittanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukanposisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. SIG juga dapat digunakanuntuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah, petapersebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya.

5.    Presisi pertanian
Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan.  Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan.  Hal tersebut berpotensi diperolehnya hasil yang lebih besar dengan tingkat masukan yang sama (pupuk, kapur, herbisida, insektisida, fungisida, bibit), hasil yang sama dengan pengurangan input, atau hasil lebih besar dengan pengurangan masukan dibanding sistem produksi pertanian yang lain. PF mempunyai banyak tantangan sebagai sistem produksi tanaman sehingga memerlukan banyak teknologi yang harus dikembangkan agar dapat diadopsi oleh petani. PF merupakan revolusi dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis teknologi informasi.
Pertanian Presisi (precision farming/PF ) merupakan informasi dan teknologi padasistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelolainformasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkankeuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan.Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop management (SSCM ). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic yield monitoring) seringkalimenjadi tahap pertama dalam mengembangkan SSCM atau program PF. Data hasiltanaman yang presisi dapat digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan tanaman secara presisi (precision crop management system).
PF  diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi untuk titik-titik pada permukaan bumi. Dengan global postioning system (GPS ) dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaranumumnya adalah 1 sampai 3 meter. GPS  adalah sistem navigasi berdasarkan satelityang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPStelah terbukti menjadi pilihan dalam postioning system untuk  PF. Metode untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial atau DGPS (differential global postiong system). Perangkat keras yang diperlukan adalah GPS receiver, differential correction signal receiver, GPS antenna, differential correctionantenna, dan computer/monitor interface.
PF sebagai teknologi baru yang sudah demikian berkembang di luar Indonesia perlu segera dimulai penelitiannya di Indonesia untuk memungkinkan perlakuan yang lebih teliti terhadap setiap bagian lahan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan hasil, menekan biaya produksi dan mengurangi dampak lingkungan.  Maksud tersebut dapat dicapai dengan PF melalui kegiatan pembuatan peta hasil (yield map), peta tanah (soil map), peta pertumbuhan (growth map), peta informasi lahan (field information map), penentuan laju aplikasi (variable rate application), pembuatan yield sensor, pembuatan variable rate applicator, dan lain-lain. Penggabungan peta hasil, peta tanah, peta pertumbuhan tanaman menghasilkan peta informasi lahan (field information map) sebagai dasar perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi yaitu dengan diperolehnyavariable rate application.  Pelaksanaan kegiatan ini akan lebih cepat dan akurat apabila sudah tersedia variable rate applicator.
PF diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi untuk titik-titik pada permukaan bumi.  Dengan global postioning system (GPS) dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya adalah 1 sampai 3 meter.  GPS adalah sistem navigasi berdasarkan satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika  Serikat.  GPS telah  terbukti  menjadi  pilihan  dalam  postioning system untuk PF.  Metode untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial atau DGPS (differential global postiong system).  Perangkat keras yang diperlukan adalah GPS receiverdifferential correction signal receiverGPS antenna,differential correction antenna, dan computer/monitor interface.

6.    Pengelolaan sumberdaya air
SIG bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah sarana untuk mengambil data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi SIG irigasi dapat membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti keputusan luas tanam aman berdasarkan informasi debit, membantu memecahkan masalah yang berkatan dengan kekeringan, atau keputusan tentang lokasi jaringan irigasi mana yang perlu direhabilitasi. SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi bendung baru yang memiliki sedikit mungkin dampak lingkungan atau minimal dalam pembebasan lahan pemukiman, berada di lokasi yang memilki resiko paling sedikit, dan berada pada posisi topografi yang optimal untuk mengairi arel yang paling luas.
Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung Karang,  Malaysia Sistem ini dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System)adalah untuk melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitaslahan pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data komputer sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalamhal ini wilayah yang dilalui saluran irigasi. Kemampuan sistem RIMS yangmenggunakan teknologi GIS dapat mengembangkan manajemen air dengan baik.Sistem RIMS diterapkan di wilayah irigasi Tanjung Karang, Malaysia.
Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air yang baik mutlak diperlukan untuk menjaga kelestariannya. Untuk itu dipelukan informasi yang memadai yang bisa digunakan oleh pengambil keputusan, termasuk diantaranya informasi spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan teknologi spasial yang sedang berkembang saat ini. Sebagaian besar aplikasi SIG untuk pengelolaan sumberdaya air masih sangat kurang di negara Indonesia meskipun perkembangan SIG sudah maju pesat di negara-negara lain.Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan terpadu mulai dari sumber air sampai dengan pemanfaatannya. Informasi secara spasial akan sangat membantu pada proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air.

7.    Kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut
Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan area prioritas danhotspot dari kerafaman hayati adalah hal paling mendasar. Aplikasi SIG untuk ini,baik di negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutantropis mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan iklim global. SIGmerupakan alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan iklim, yaitu dalamhal pengorganisasian data, dalam bentuk basisdata global, dan kemampuan analisaspasial untuk pemodelan. Aplikasi SIG untuk penelitian perubahan iklim berkembangpesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata spasial akansemakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang berkaitandengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area hutantropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah, iklimglobal, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.

Kesimpulan :
Sistem Informasi Geografik (SIG) dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang salah satunya yaitu Bidang Pertanian. Untuk membangun SIG Pertanian ada syarat-syarat geografis yang dipenuhi. Pengumpulan data mulai dari lokasi lahan pertanian yang diubah menjadi data koordinat, data jenis komoditas pertanian, luas lahan, kuantitas dan kualitas hasil panen, dll. Aplikasi SIG dalam berbagai kegiatan pertanian yaitu Pemantauan produksi, Penilaian resiko usaha pertanian, Pengendalian Hama dan penyakit, Pemantauan budidaya pertanian, Presisi pertanian, dan Pengelolaan sumberdaya air.