Bahaya
Permen
Makan permen boleh, tapi kalau
boleh jujur sebetulnya permen termasuk golongan junk food atau makanan sampah
yang miskin zat gizi.
Siapa pun pasti kenal apa itu permen. Menurut jenisnya, ada begitu banyak ragam permen. Misalnya saja permen karet, permen jeli, permen empuk, permen kristal, dan masih banyak lainnya. Ada juga permen cokelat atau permen karamel yang berbahan dasar gula yang mengalami pemanasan hingga berubah warna jadi kuning kecokelatan.
Bahan yang terkandung dalam sebutir permen adalah :
1. Sukrosa dan glukosa
Komponen
utama permen adalah gula yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sukrosa. Sebagian
besar permen rasanya manis lantaran mengandung sukrosa atau gula pasir. Itulah
mengapa permen juga disebut gula-gula. Sementara glukosa umumnya juga
terkandung di dalam permen untuk memperbaiki tekstur permen agar terasa lembut
saat dinikmati.
2. Sakarin atau siklamat
Sakarin
Merupakan gula buatan yang menghasilkan rasa manis yang amat sangat. Gula
buatan ini biasanya menimbulkan rasa pahit/getir di lidah konsumen. Sakarin
sekarang jarang digunakan lagi.
3. Asam
malat atau asam sitrat
Merupakan
asam organik yang ditambahkan pada permen hingga memberi rasa asam atau segar
seperti jeruk, stroberi atau rasa buah lainnya. Ketika makan permen seolah-olah
kita mengonsumsi buah-buah tersebut.
4. Zat
pewarna
Sebagai
pemikat, ke dalam pembuatan permen juga ditambahkan zat pewarna. Misalnya,
warna merah menggunakan erythrosin atau karmin, sedangkan warna kuning
tartazin,
5. Zat
tambahan lainnya
Kadang
permen juga mengandung zat tambahan seperti susu. Namun presentase kandungannya
tentu kecil sekali karena biasanya memang hanya dimaksudkan sebagai pencita
rasa.
6. Efek
Negatif
Ada juga
yang menggunakan ekstrak kopi, vanili, lemak nabati ataupun lemak sayuran,
lecitin (zat yang banyak terdapat dalam kacang kedelai). Ada juga permen yang
mendapat tambahan zat serat, terutama serat larut air seperti gel.
Tambahan ini dimaksudkan agar permen mendatangkan rasa nikmat saat digigit. Gel juga berasal dari sari buah dan agar-agar atau gelatin yang membuatnya terasa kenyal. Meski ada zat tambahan ini, komponen permen yang dominan tetaplah gula.
Termasuk golongan junk food
Pada
dasarnya kandungan kalori dalam satu butir permen cukup rendah. Sekitar 20-30
kalori. Selain kalori, permen sebetulnya sama sekali tak memiliki kandungan
gizi. Padahal kelebihan kalori yang dikonsumsi akan ditumpuk dalam bentuk
cadangan lemak yang menyebabkan anak kelebihan berat badan. Sudah menjadi
rahasia umum pula bila kegemukan berkaitan erat dengan penyakit kencing manis
dan gangguan jantung. Jadi, kalau boleh jujur sebetulnya permen termasuk
golongan junk food alias makanan sampah; yang miskin akan zat gizi.
Merusak
gigi
Sebenarnya
pengaruh permen pada kerusakan gigi sangat tergantung pada
kedisiplinan/kebiasaan anak menjaga kebersihan mulutnya. Terutama menggosok
gigi maupun caranya membersihkan gigi serta seberapa banyak dan seberapa sering
ia makan permen. Ada anak yang hobi makan permen tapi karena rajin menggosok
gigi, ya tidak jadi masalah. Lain cerita kalau sisa-sisa permen yang menempel
di gigi tidak dibersihkan sesegera mungkin, Inilah yang kemudian akan
menyebabkan terjadinya lubang gigi (karies). Kalau gigi sudah terkena karies
pasti akan terasa sakit. Akibatnya, anak akan rewel selain tak mau makan.
Ujung-ujungnya orangtua sendiri yang akan kewalahan menghadapinya. Apa pun,
mencegah jauh lebih baik daripada telanjur terkena karies.
Mengurangi nafsu makan
Jika permen
dikonsumsi saat senggang setelah anak sarapan atau makan siang tentu tidak jadi
masalah karena kebutuhan zat gizinya telah terpenuhi saat makan tadi.
Sayangnya, permen sering dikonsumsi mendekati waktu makan hingga akan
mengganggu selera makan anak. Gula yang terkandung dalam permen akan memberi
efek kenyang sehingga mengurangi selera makan anak.